Desa Bongan kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bali melalui pelaksanaan Rahina Tresna Asih, yang dirayakan bertepatan dengan Tumpek Krulut, pada hari Sabtu, 8 Juni 2025. Hari ini merupakan momen spiritual dan sosial yang penuh makna, yang tidak hanya menekankan kasih sayang kepada sesama, tetapi juga penghormatan terhadap seni, budaya, dan harmoni hidup.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, seluruh perangkat desa bersama beberapa unsur masyarakat Desa Bongan mengikuti persembahyangan bersama yang dilaksanakan di Padmasana Kantor Perbekel Desa Bongan. Kegiatan ini menjadi wujud konkret dari semangat menyatukan hati dalam cinta kasih dan keharmonisan, sebagaimana esensi dari Rahina Tresna Asih.
Dalam suasana yang khusyuk dan penuh kedamaian, persembahyangan bersama ini juga menjadi sarana refleksi bagi para perangkat desa dan warga untuk memperkuat rasa kebersamaan serta mempererat hubungan antarsesama.
Pada hari yang sama, di Banjar Adat Bongan Jawa, berlangsung pula upacara odalan di Pura Bale Banjar yang bertepatan dengan Tumpek Krulut. Kegiatan ini tidak hanya merupakan bentuk bakti kepada leluhur dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga mempertegas pentingnya menjaga budaya lokal secara turun-temurun.
Menariknya, puncak dari piodalan ini ditutup dengan pertunjukan Joged Dewa, sebuah sesolahan sakral yang menggambarkan keselarasan antara seni, spiritualitas, dan keindahan batin. Joged Dewa bukan sekadar hiburan, melainkan wujud dari vibrasi kasih yang menyatu dalam gerak dan irama, selaras dengan makna Tumpek Krulut sebagai hari pemuliaan terhadap seni suara dan keindahan.
Rahina Tresna Asih adalah bentuk pelokalan nilai kasih sayang yang tidak hanya mengedepankan aspek romantisme, tetapi juga kasih terhadap sesama, alam, seni, dan budaya. Di tengah arus globalisasi, perayaan ini menjadi cermin bagaimana masyarakat Bali, khususnya di Desa Bongan, menjaga nilai luhur tradisi dengan penuh kesadaran dan semangat gotong royong.
Perayaan Rahina Tresna Asih di Desa Bongan tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga menjadi ajakan bagi masyarakat untuk:
Menumbuhkan rasa saling menghargai dan mencintai antarwarga.
Menghormati warisan leluhur melalui pelestarian seni dan budaya.
Memperkuat spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan semangat Tresna Asih, Desa Bongan menunjukkan bahwa kasih sayang adalah kekuatan pemersatu, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan keagamaan, kebudayaan, dan sosial yang bermakna. Semoga nilai-nilai ini terus hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.